Sepuluh tahun lalu, Kim Lavine hanyalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Memasak, mencuci, membersihkan rumah adalah pekerjaan sehari-hari yang dilakoninya ketika itu. Namun, di-PHK-nya sang suami membuatnya berpikir keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Kesempatan itu datang secara kebetulan ketika ia sedang mencari kado liburan yang bisa dibuatnya untuk guru anak-anaknya. Suaminya, yang sedang memberi makan rusa di halaman belakang, membawa kantong berisi jagung makanan ke dalam rumah dan meninggalkannya di samping mesin jahitnya. Ketika ia melihat kantong itu, tiba-tiba muncullah inspirasi.
Menggunakan jagung sebagai pengisi, ia menjahit beberapa kantong kain berwarna-warni dan menyebut temuannya Wuvit. Bantal penyembuh ini bisa dibekukan atau dipanasi di microwave untuk meringankan nyeri persendiaan.
Ia pun mulai menjual produknya ke orang-orang tua di sekolah anak-anaknya. Sungguh di luar dugaan, temuannya sukses besar dan segera banyak orang meneleponnya, ingin tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan Wuvit. Dengan ketekadan bulat, Kim memberanikan diri menjual Wuvit ke kios-kios perbelanjaan, dan takjub mendapati bahwa ia bisa menghidupi keluarganya dengan produk populernya itu.
Memasuki tahun 2004, ia menjual ke toko-toko jejaring mewah, seperti Saks. Sekarang, perusahaannya menjalankan bisnis senilai sepuluh juta dolar dan ia menulis buku tentang pengalamannya bertahun-tahun membangun bisnis dengan judul Mommy Millionaire (Ibu Jutawan).
Jadi, apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Bahwa ide bisnis itu selalu ada dimana-mana, tinggal bagaimana kita menangkap dan mengelolanya. Dengan berada di rumah pun kesuksesan secara ekonomi dapat diraih.
Sumber : The Big Ideal Donny Deutsch; Penerbit Gramedia